Pages

Kamis, 05 Maret 2015

Kekayaan Budaya Indonesia Dipamerkan di Ajang Internationale Tourism Bourse di Berin

Kekayaan Budaya Indonesia Dipamerkan di Ajang Internationale Tourism Bourse di Berin

"Wonderful Indonesia" ditampilkan dalam bursa pariwisata bergengsi di dunia sebagai upaya untuk menyaring wisatawan asing.

Kekayaan Budaya Indonesia Dipamerkan di Ajang Internationale Tourism Bourse di BerinKesibukan para nelayan di Papuma, Jember, Jawa Timur. Setiap pagi, pantai ini dijadikan tempat sandaran bagi para nelayan tradisional dengan perahu berornamen khas untuk membongkar ikan hasil tangkapannya. (Arbain Rambey)
Potensi obyek dan daya tarik pariwisata Nusantara yang dikemas dalam "Wonderful Indonesia" tampil dalam bursa pariwisata dunia Internationale Tourism Bourse (ITB) Berlin yang akan berlangsung di Messe Berlin, Jerman pada 4-8 Maret 2015.
Delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya akan menempati Paviliun Indonesia di Hall 26A Nomor 120. Paviliun Indonesia seluas 410 meter persegi menampilkan perahu tradisional pinisi. Pilihan pinisi agar dapat menunjukkan identitas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 13.000 pulau terbentang dalam 3 zona waktu serta mempunyai 1.128 kelompok etnis dengan berbagai tradisi dan budaya yang beranekaragam, akan memikat wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Arief mengatakan di bursa pariwisata paling bergensi dan paling tua di dunia tersebut pihaknya ingin menyampaikan bahwa Indonesia adalah destinasi wisata kelas dunia yang benar-benar "Wonderful Indonesia".
Sebanyak 100 delegasi Indonesia dari kalangan pelaku usaha pariwisata antara lain tour operator atau tour agent, hotel dan resor, serta dinas pariwisata provinsi akan melakukan promosi serta melakukan pertemuan bisnis dengan para buyers yang datang dari seluruh dunia di event tersebut.
Indonesia pada kesempatan itu akan menawarkan berbagai paket wisata menarik seperti liburan di Bali, menikmati keragaman dan warisan keajaiban budaya termasuk situs warisan dunia UNESCO yakni Candi Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah, menyelam di Raja Ampat, wisata belanja di Jakarta dan Bandung, bermain golf, serta spa perawatan kesehatan dan kecantikan tradional khas Indonesia serta berbagai wisata menarik lainnya.
Arief menjelaskan lebih jauh, Indonesia memiliki potensi pariwisata berupa alam yang dikembangkan dalam produk wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan, Sedangkan potensi berupa budaya dikembangkan dalam wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa. Sementara itu potensi berupamanmade (buatan manusia) dikembangkan untuk wisata MICE dan event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu (integreted resort).
Potensi pariwisata tersebut, menurut Arief Yahya, dipasarkan dengan strategi promosi BAS (Branding, Advertising, dan Selling) dengan komposisi penggunaan anggaran dari pemerintah sebesar 50 persen, 30 persen , dan 20 persen. Untuk kegiatan branding 100 persen dilakukan oleh pemerintah, kegiatan advertising 50 persen pemerintah dan 50 persen pelaku bisnis pariwisata, sedangkan kegiatan selling 100 persen dilakukan pelaku bisnis. Dalam kegiatan selling, termasuk dalam kegiatan di ITB Berlin dilakukan 100 persen oleh pelaku bisnis pariwisata, sementara pemerintah (Kemenpar) hanya memfasilitasi.
Keikutsertaan Indonesia pada bursa ITB Berlin selain sebagai ajang mempromosikan "Wonderful Indonesia" juga diharapkan akan mendapatkan transaksi bisnis paket wisata dalam upaya mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang tahun ini mentargetkan 10 juta wisman dan akan meningkat menjadi 20 juta pada 2019.
Tahun 2014 yang lalu delegasi Indonesia di ITB Berlin menyertakan 62 perusahaan pariwisata dengan memperoleh transaksi bisnis senilai Rp 2,8 triliun atau terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2011 memperoleh nilai transaksi sebesar Rp 1,7 triliun. Indonesia pada ITB Berlin tahun lalu mempromosikan sekitar 100 tempat wisata di antaranya Pulau Togean (Sulawesi), Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Laut Wakatobi, Raja Ampat, Sungai Kayan di Kalimantan, Kawasan Pariwisata Nusa Dua Bali , dan Kawasan Mandalika Lombok, NTB yang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
(Sumber: Kompas Travel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar