CERPEN: Aning l. XII IPA 4
Pengennya Nggak Jatuh Cinta
Teeet..teeet…teet…teet…
“baik anak-anak sekian pelajaran dari Bapak, Tchuussss….” Ucap Pak Dahlan mengakhiri
pelajaran Bahasa Jermannya.
“Tchuuuusss….”ucap
murid-murid XI IPS 2 yang dengan segera
mengemasi segala sesuatu benda yang masih berada diatas bangkunya dan bersiap
untuk keluar kelas. Ada yang pulang ke rumah, tapi nggak sedikit yang masih di
sekolah sekedar menyelesaikan tugas sekolah atau untuk berkumpul
ekstrakurikuler. Maklum Di SMA ini terdapat banyak sekali ekskul-ekskul sekolah
yang telah mendapat prestasi – prestasi yag memuaskan.
“Ta…Tungguiiiiiinnn!” teriak sevia sambil berlari
mengejar sahabat karibnya itu sambil memegang rambutnya agar tidak berantakan,
ah baru direbonding tuhh….J
“heh.. ngapain sihh?” sahut Shita cuek sambil menoleh ke
belakang demi melihat sahabat kecilnya itu.
“huh..huh..fiuhhh,
mau kemana sih nerucus aja.” Kata
Sevia yang masih ngos-ngosan tapi masih sempet ngebenahin rambut hitamnya
yang udah sampai punggung itu.
“mau kumpul Jurnalis, rapat harian nihh”. jawab Shita
“hah, bolos aja deh hari ini temeninn aku cari kado buat
Si ivan, kita kan mau anniversary”.
paksa Sevia
“eh sejak kapan kamu jadi setan gini, nggak bisa! nanti
tu mau bahas soal majalah edisi depan”.kata Shita.
“Oke oke biar aku tebak, pasti kamu mau ketemu sama si
es kerikil itu yah” ucap sevia sambil senyum cengar-cengir.
“maksudnya Rivan?nggaklah aku tu ilfeel banget sama dia,
aku khan harus profesionalisme nggak boleh nyampurin urusan organisasi sama
pribadi, eh udah telat nih harus buru-buru ke secretariat”. Kata Shita
Shita bergegas pergi sambil setengah berlari meninggalkan Sevia
yang masih melongo di tempatnya berdiri. Asli deh pembicaraannya tadi membuat
waktunya terpotong 15 menit dan kebayang wajah Rivan nanti yang bakal ditekuk
kuk ngeliat anggotanya yang ga disiplin.
“kreeeeek…..Assalamu’alaikum”.
Kata Shita sambil Membuka pintu sekretariat berwarna coklat tua itu
“wa’alaikum salam”ucap serentak anak-anak jurnalis yang
sedang serius.
“langsung duduk dan siapkan materinya” ucap Rivan jutek
tanpa menoleh kearah Shita, udah kayak bom yang mau meletus aja tuh mukanyaM
Sontak Shita jadi nggak enak sama anak-anak, tapi bukan Shita
namanya kalau nggak cuek, dia langsung duduk dengan tampang nggak berdosa.L…….
Rivan tu emang jutek+dingin banget pantesan aja Sevia ngejulukin dia si es
kerikil (maunya sih es batu tapi berhubung rivan tu cungkring jadi deh kerikil).
“untuk Cover majalah apa sudah selesai, Shita?”Tanya
Rivan, kali ini dia menoleh ke arah Shita.
“oh.. udah..udah,”jawab shita sambil menyodorkan kertas
berwarna ungu muda.
“kok ungu sih, ini kan majalah sekolah, warnanya nggak
bisa yang lain apa”
Protes Rivan.
“emang ada salahnya ya kalo…”ucap shita yang udah keburu
dipotong sama Rivan
“desain kamu ini bakal aku bawa buat aku ganti warnanya” kata Rivan
sewot
Shita pulang dengan wajah kesal, awalnya dia emang kagum dengan
sosok Rivan yang yang bijaksana dan berjiwa pemimpin itu, wajahnya juga
lumayan, banyak siswi yang nge fans sama dia. Tapi setelah mngenalnya sejauh
ini, pikiran tentang
Rivan putar balik, dia jadi sosok yang menyebalkan, apalagi kalau pas sama
adik-adik kelas gitu sok caper (cari
perhatian).
*
Bel istirahat baru saja dibunyikan, anak-anak sudah terburu-buru
menyerbu kanti bu mamik.
“shittt.. nanti pokoknya kamu harus ikut aku”paksa sevia
pada shita yang sedang ngerjain PR kimia.
“gampang lah, ada bayarannya nggak?”Tanya Shita.
“nanti aku traktir bakso dirumah Om Mukri deh, tapi
sekarang temenin aku ke perpus dulu yuk nyari tugasnya bu wiwin biar nggak
ngomel dan bisa senyum simetris”kata sevia sambil menarik tangan Shita.
Akhirnya kedua cewek ini berjalan ke perpustakaan yang cukup
jauh dengan kelas mereka,, kelas mereka memang terletak di pojok timur sekolah,
tapi termasuk kelas yang baru (baru dibangun)
Saat shita lagi menelusuri buku-buku yang tersusun rapi di
rak-rak berwarna coklat itu, tiba-tiba kedua
matanya menangkap sosok dua siswa-siswi di barat rak, Rivan dan Amel. Kelihatannya mereka lagi sibuk ngutak-atik buku di hadapan
mereka. Mereka memang pasangan yang serasi, amel orang yang cantik, pintar dan
dia 1 kelas sama rivan. Dulu shita dan amel pernah 1 kelas waktu kelas X, jadi
dia udah sempet akrab gitu, malahan dulu mereka sering jadi 1 team waktu ada
tugas- tugas kelompok.
“Duuhh.. ngapain sih merhatiin mereka, tapi kok agak
sebel ya liat dua makhluk itu. Masak sih aku….?”ucap shita pada dirinya
sendiri.
“Shit, balik yuk udah dapet nih bukunya” ucap sevia
membuyarkan lamunan shita.
“oh.. iya, yuk cepet ke kelas, udah hampir bel nih”.
Ajak shita yang juga untuk menghindari tatapan matanya pada Rivan dan Amel, biar
nggak sakit hati tu.
Sebelum keluar dari ruangan ber-AC itu Rivan dan Shita tetap
bertatap muka, tapi bukannya saling melempar senyum Shita langsung buang muka,
biarpun agak ceroboh dan pelupa, Shita tipe orang yang yang mempertahankan
gengsi, Shita nggak mau kelihatan kalau dia lagi suka sama Rivan dan mencegah
pertumbuhan rasa sayangnya ke Rivan.
Setelah pulang sekolah Shita dan sevia pergi nyari kado buat
pacarnya sevia yang kemarin sempet ketunda. Setelah mendapat kemeja biru muda,
mereka langsung menuju ke tempat Om mukri. Disana suasana agak lengang yang
biasanya rame dipenuhi pelanggan yang biasanya dari kalangan SMA, langsung si
Sevia duduk samping TV, terdengar alunan music dari stasiun TV.
“Berikan cintamu juga sayangmu percaya padaku
ku kan menjagamu hingga akhir waktu menjemputku…”
Sebuah lagu dari Ungu mengingatkan shita pada Rivan.
“eh inget nggak nih lagu pernah dibawain Rivan manggung
waktu Diesnatalis dulu?”Tanya Shita pada Sevia yang lagi nyisir rambutnya.
“heiss..ngapain tiba-tiba keinget Rivan sih kamu, udah
mulai tumbuh benih-benih cinta yaa?” goda sevia
“nggak tau, tapi yang pasti aku nggak mau jatuh cinta
sama dia, tapi.. ya gini jadinya, aku bingung, tyap hari kan harus ketemu dia
di organisasi”shita mengeluh
“Nggak papa kali sit, lagian nggak salah kok kalau kamu
jatuh cinta sama dia, banyak lo cewek yang nge-fans sama dia di sekolah”kata
sevia
“ya itu masalahnya aku nggak mau ikut-ikutan nge-fans
sama dia, lagian sekarang dia lagi deket sama amel, mereka kan pasangan yang
serasi” ucap Shita sambil merapikan rambutnya yang sebahu.
“tapi kalau dipikir-pikir misalnya nanti mereka jadian
apa nggak jadi kaku kwadrat?, secara tampang-tampang mereka itu serius banget,
nggak cocok deh.”
Tidak lama kemudian 2
piring bakso dan 2 gelas es jeruk menghampiri meja mereka dan menghentikan
obrolan dua gadis imut ini.
*
Hari ini ada acara lomba masak di sekolah, shita, rivan dan
anak-anak yang lain diminta untuk membantu panitia mendampingi tim juri untuk
penilaian. Di siang yang terik itu pasti semua siswa yang berada dilapangan merasa panas, apalagi si Shita
yang ikut tim juri mengelilingi satu per satu meja peserta. Saking capeknya
shita mencari tempat berteduh di sanggar kegiatan sambil menjulurkan kakinya,
lalu mengipaskan buku yang daritadi di pegangnya.
“andaikan saja ada minuman yang dating kesini?”ucap
shita lirih.
“nih, minum! Kalo mau makan tim panitia udah ngasih
konsumsi di dalam secretariat “ucap rivan sambil nyodorin sebotol fruit tea.
“oh iya makasih ya, emang anak-anak udah pada makan
ya?”Tanya shita yang tadi sempat kaget karena tiba-tiba sosok Rivan jadi ramah
gitu.
“nggak tau, ya udah ke sekre aja yuk, udah laper
kan?”ajak Rivan
Lalu mereka ber dua berjalan menuju sekre yang tidak begitu jauh
dari sanggar.
“hari ini Rivan
kena setan apa ya kokk jadi baik banget sama aku”batin shita
Anak-anak udah pada balik, dan tinggal rivan berdua sama shita
yang lagi makan di dalam secretariat.
“shit, nanti gak sibuk kan?tanya rivan
“nggak kok, kenapa?”jawab Shita
“ikut aku yuk ke tempat percetakan buat ngambil
majalah-majalah kita”kata rivan
“oh sudah jadi ya, jadi penasaran pengen lihat hasilnya,
ehm… desain kamu pasti bagus ya.” Kata Shita sedikit menyindir
Rivan tidak menjawab dan langsung berkemas, shita jadi tidak
enak menanyakan hasil majalahnya itu.
Setelah sampai ke percetakan, pihak percetakan menyerahkan hasil
majalahnya. Shita kaget, ternyata cover majalahnya itu berwarna ungu dan asli
persis dengan desain shita waktu itu.
“Lhoh kok?”kata shita kaget sambil menoleh ke arah
Rivan.
“Bagus ya?”ucap Rivan sambil membolak-balikkan isi
majalah tersebut.
Shita tidak berani menanyakan perihal cover majalahnya itu
kepada Rivan. Lalu mereka kembali ke sekolah sambil membawa berlusin-lusin majalah bersama dengan crew-crew yang lain yang
tadi sudah di sms Rivan. Majalah udah ditata didalam sekre untuk dibagikan ke
siswa esok harinya.
“shit?”panggil rivan.
“iya, ada yang kurang ya van?”ucap shita
“oh nggak kok, emh.. aku pengen ngomong sama kamu,
sebenarnya aku suka shit sama kamu, udah lama sejak kita kelas X, tapi aku
nggak bisa ngungkapinnya ke
kamu, aku lihat kamu orangnya cuek banget sampai kita 1 organisasi gini pun aku
masih enggan ngomong ke kamu, aku paling nggak bisa buat bersikap romantis atau apalah. Aku
kadang jadi salah tingkah kalau deket sama kamu tapi aku nutupinnya dengan
bersikap jutek” ucap Rivan panjang lebar.
“Terus?”kata Shita yang oh My God senengnya campur
bingung campur campurrr kaget,
“Aku mau kita pacaran, yah kalo kamu mau” ucap rivan
pasrah.
“Ok”. Jawab Shita singkat.
“Ok gimana?”. Tanya Rivan yang masih kebingungan.
“ya udah Oke, oke”. Jelas Shita.
“gimana sih shit, jangan ambigu gitu dong kalimatnya.
Jadi kita jadian nih?” Tanya rivan meyakinkan.
“iya sayang” ucap shita sambil tersenyum kecil.
“makasih ya!”. Kata Rivan
“eh tunggu tapi aku masih bingung nih, Amel
gimana?”Tanya shita.
“Amel? Kenapa, aku Cuma temenan lagi sama dia, yah karna
kami 1 kelas dan sering jadi tim kelompok, kami kelihatannya deket aja.” Jelas
Rivan mencoba meyakinkan Shita
“soal cover majalah?”Tanya shita lagi
“emh.. aku nggak tau, ya emang mungkin majalahnya pengen
di cover-in warna ungu kali”kata Rivan
“heeeeh…gimana sih, katanya kamu mau ganti desainnya,
dasar plin plan!”ucap Shita.
“Biarin weee, suka-suka dong ketuanya siapa sih,”kata
rivan sambil senyum penuh kemenangan.
Akhirnya dua sejoli ini masih terus ejek-mengejek di hari
pertamanya jadian ini. Kadang perbedaan
itulah yang akan menyatukan seseorang, nggak ada manusia yang sempurna. Oleh
karena itu kita harus menyayangi seseorang yang ga sempurna secara sempurna.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar